Bagi orang tua yang sedang mencari sekolah islam terbaik, kualitas program Tahfidz Al-Qur’an seringkali menjadi tolok ukur utama. Sebuah program yang tidak hanya mengejar kuantitas hafalan, tetapi juga menjaga kualitas bacaan dan kekuatan hafalan dalam jangka panjang. Di Yayasan Pendidikan Jabal Rahmah Mulia, salah satu pilar utama yang menopang keberhasilan program ini adalah melalui tradisi ilmiah yang luhur, yaitu Tasmi’ Al-Qur’an. Mari kita telisik lebih dalam bagaimana metode ini menjadi program unggulan yang membentuk generasi Qur’ani.
Tasmi’ secara harfiah berasal dari kata dalam bahasa Arab, sami’a, yang bermakna mendengar. Namun, dalam konteks tradisi penghafal Al-Qur’an (tahfidz), istilah ini memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Tasmi’ adalah sesi di mana seorang santri memperdengarkan bacaan hafalannya di hadapan seorang guru, penguji, atau kelompok untuk disimak dengan saksama. Tujuannya adalah memastikan setiap ayat dilafalkan dengan lancar, tajwid yang benar, dan makharijul huruf yang tepat. Oleh karena itu, Tasmi’ menjadi gerbang validasi bagi setiap hafalan.
Tradisi Tasmi’ bukanlah inovasi baru, melainkan sebuah warisan yang akarnya tertancap kuat sejak zaman kenabian. Dahulu, para sahabat Nabi Muhammad ﷺ secara rutin menyetorkan hafalan mereka langsung kepada Rasulullah. Beliau akan menyimak dan mengoreksi bacaan mereka dengan teliti. Bahkan, Rasulullah ﷺ sendiri melakukan ‘ardhah (menyetorkan bacaan) kepada Malaikat Jibril setiap bulan Ramadhan. Tradisi mulia inilah yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi, diadopsi oleh para ulama dan menjadi standar di pesantren-pesantren tahfidz di seluruh dunia.
Metode Tasmi’ memegang peranan krusial dalam siklus menghafal Al-Qur’an. Proses ini tidak hanya menguji, tetapi juga menguatkan hafalan melalui beberapa tahapan strategis.
Ketika seorang santri selesai menghafal beberapa ayat baru, langkah pertama adalah menyetorkannya kepada guru. Sesi ini memastikan tidak ada kesalahan fatal sejak awal, sehingga fondasi hafalan yang dibangun benar-benar kokoh.
Hafalan yang sudah lama seringkali rentan terlupakan. Melalui Tasmi’, santri “dipaksa” untuk terus mengulang (murajaah) hafalannya hingga benar-benar melekat. Dengan adanya pendengar, proses pengulangan menjadi lebih serius dan terukur.
Melaksanakan Tasmi’ di hadapan orang lain, terutama dalam agenda Tasmi’ Akbar (membaca satu juz atau lebih di hadapan jamaah), secara efektif melatih mental santri. Ini membangun kepercayaan diri mereka untuk tampil dan memimpin, sebuah karakter penting bagi calon pemimpin masa depan.
Sebagai salah satu boarding school Islam terdepan di Medan, Sumatera Utara, Jabal Rahmah Mulia tidak hanya menjadikan tahfidz sebagai program, tetapi sebagai budaya. Kami mengimplementasikan Tasmi’ Bulanan sebagai agenda wajib yang menjadi tolok ukur kemajuan setiap santri.
Melalui program unggulan ini, kami memastikan:
Kualitas Terjaga: Hafalan setiap santri diuji secara berkala untuk menjaga kelancaran dan ketepatan tajwid.
Progres Terukur: Orang tua dapat memantau perkembangan hafalan anak secara transparan melalui laporan capaian Tasmi’ yang kami umumkan.
Karakter Terbentuk: Disiplin, tanggung jawab, dan kecintaan mendalam terhadap Al-Qur’an tumbuh seiring dengan rutinitas yang positif ini.
Pada akhirnya, Tasmi’ Al-Qur’an lebih dari sekadar metode teknis menghafal. Ia adalah sebuah tradisi ilmiah yang menjaga kemurnian Al-Qur’an sekaligus membentuk karakter seorang muslim. Dengan mengintegrasikan Tasmi’ sebagai program unggulan, Jabal Rahmah Mulia berkomitmen untuk tidak hanya mencetak para penghafal Al-Qur’an, tetapi juga melahirkan generasi Qur’ani yang percaya diri, berakhlak mulia, dan siap menjadi cahaya bagi umat di masa depan